Batu yang terbentuk pada ginjal terjadi ketika konsentrasi substansi tertentu seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat, batu juga dapat terbentuk ketika terdapat defisiensi substansi tertentu seperti sitrat yang secara normal mencegah kristalisasi dalam urine. Kondisi lain yang mempengaruhi laju pembentukan batu mencakup : pH urine dan status cairan pasien (batu cenderung terjadi pada pasien dehidrasi). Faktor tertentu yang mempengaruhi pembentukan batu mencakup infeksi, statis urine, periode imobilitas (drainase renal yang lambat dan perubahan metabolisme kalsium), faktor usia, pekerjaan, ras dan lingkungan yang menjadi tempat tinggal pun dapat menyebabkan atau berpengaruh dalam pembentukan batu.
Proses terjadinya batu ginjal kristal yang terbntuk pada tubulus karena agresi kistal yang cukup besar,sehingga sebagian tertinggal dan ditimbul pada duktus kolektikus dan diperkirakan timbul pada bagian sel epitel yang mengalami lesi, selanjutnya secara perlahan timbunan akan membesar dan menjadi batu.
Manifestasi klinik adanya batu dalam traktus urinarius bergantung pada adanya obstruksi, infeksi dan edema. Ketika batu menghambat aliran urine, terjadi obstruksi menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi piala ginjal serta ureter proksimal. Infeksi (pielonepritis dan sistitis yang disertai menggigil, demam dan disuria) dapat terjadi dari iritasi batu yang terus menerus bergerak. Batu yang terdapat di piala ginjal dapat menimbulkan gejala seperti nyeri, yang berasal dari area renal menyebar mendekati kandung kemih bahkan sampai testis testis.
Dikatakan klien mengalami episode kolik renal, apabila nyeri mendadak menjadi akut, nyeri tekan seluruh area kusta vetebral dan muncul mual dan muntah, batu yang terjebak di ureter menimbulkan nyeri/kolik yang menyebar ke paha dan genetalia, dorongan untuk berkemih namun keluar secara sedikit-sedikit terkadang disertai darah, sedangkan batu yang terjebak di kandung kemih, biasanya menyebabkan gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus urinarius dan hematuri. Komplikasi yang dapat timbul batu ginjal ini diantaranya adalah sumbatan, akibat pecahan batu, infeksi akibat diseminari partikel batu ginjal atau bakterial atau bakteri akibat obstruksi kerusakan fungsi ginjal akibat sumbatan yang lama.
Proses terjadinya batu ginjal kristal yang terbntuk pada tubulus karena agresi kistal yang cukup besar,sehingga sebagian tertinggal dan ditimbul pada duktus kolektikus dan diperkirakan timbul pada bagian sel epitel yang mengalami lesi, selanjutnya secara perlahan timbunan akan membesar dan menjadi batu.
Manifestasi klinik adanya batu dalam traktus urinarius bergantung pada adanya obstruksi, infeksi dan edema. Ketika batu menghambat aliran urine, terjadi obstruksi menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi piala ginjal serta ureter proksimal. Infeksi (pielonepritis dan sistitis yang disertai menggigil, demam dan disuria) dapat terjadi dari iritasi batu yang terus menerus bergerak. Batu yang terdapat di piala ginjal dapat menimbulkan gejala seperti nyeri, yang berasal dari area renal menyebar mendekati kandung kemih bahkan sampai testis testis.
Dikatakan klien mengalami episode kolik renal, apabila nyeri mendadak menjadi akut, nyeri tekan seluruh area kusta vetebral dan muncul mual dan muntah, batu yang terjebak di ureter menimbulkan nyeri/kolik yang menyebar ke paha dan genetalia, dorongan untuk berkemih namun keluar secara sedikit-sedikit terkadang disertai darah, sedangkan batu yang terjebak di kandung kemih, biasanya menyebabkan gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus urinarius dan hematuri. Komplikasi yang dapat timbul batu ginjal ini diantaranya adalah sumbatan, akibat pecahan batu, infeksi akibat diseminari partikel batu ginjal atau bakterial atau bakteri akibat obstruksi kerusakan fungsi ginjal akibat sumbatan yang lama.